oleh Rizki Ikhwan
Salah satu bentuk indikasi tercapainya hasil yang maksimal dalam kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar (PBM) di sekolah adalah dengan meningkatnya kreatifitas guru dalam pelaksanan pembelajaran tersebut, yang tidak terlepas dari kapasitas guru sebagai pengajar, sebagai pendidik, dan juga sebagai pemimpin atau dikenal dengan istilah “Guru 3P”. Kapasitas guru dengan 3 kemampuan tadi tentunya tertuang dalam aktifitas keseharian mereka di sekolah melalui interaksi dengan guru, murid serta masyarakat sekitar sekolah itu sendiri. Dalam melakukan interaksi dengan murid, terutama memahami seluk beluk dunia anak , para guru tentu mempunyai ilmu dasar untuk bergelut dan berinteraksi dengan mereka yang kita kenal dengan kemampuan pendagogik. Namun, karena pendidikan bersifat dinamis dan selalu berkembang sesuai zamannya, maka setiap guru tentunya dituntut bisa lebih kreatif dan selalu berinovasi dalam menuangkan materi ajar kepada para siswa.
Bapak Enco Mulyasa (2002) mengemukakan bahwa,”kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktifitas dan kreatifitas guru, disamping kompetensi-kompetensi profesionalnya”. Aktifitas guru lebih pada memposisikan guru sebagai fasilitator, sementara kreatifitas adalah kompetensi profesional guru secara internal yang mesti dipunyai dalam menjalankan aktifitas tersebut (proses belajar mengajar). Mengingat pentingnya akan hakikat sebuah kreatifitas dalam mengajar, maka sejatinya guru mesti selalu meng-upgrade kemampuan terlebih kreatifitas mereka dalam mengajar dan beriteraksi dengan peserta didik. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan dalam Kelompok Kerja Guru yang produktif, atau kita kenal dengan KKG Produktif.
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah wadah bagi para guru untuk berkumpul bersama teman sejawatnya / rekan guru yang lain, apakah itu ditingkat sekolah, gugus (gabungan beberapa sekolah) atau ditingkat kecamatan (gabungan beberapa gugus), guna membahas segala sesuatunya yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan yang ada di kelas maupun sekolah masing-masing. Tujuannya digabungkan para guru dalam kelompok kerja ini adalah untuk dapat bertukar fikiran dan sharing informasi yang berhubungan dengan segala hal, entah itu berupa masalah-masalah yang ada di kelas / di sekolah ataupun bisa sebagai ajang mempelajari inovasi pembelajaran terbaru yang bisa dibahas secara bersama-sama. Sehingga pada akhirnya bisa menemukan solusi atas sebuah masalah, atau mendapat ilmu-ilmu baru sebagai bahan penyegaran di kelas atau sekolah asalnya.
Sebagai catatan pengingat bagi semua guru, KKG bukanlah sebagai ajang reunian sekedar berkumpul dan bertatap muka lalu dihabiskan dengan diskusi lepas yang ujung-ujungnya berlalu menghabiskan waktu dan tidak ada nilai plus yang bisa didapatkan oleh guru untuk kemajuan di kelas atau sekolahnya. Maka perlulah kiranya didesain sebuah KKG Produktif yang nantinya bisa meningkatkan mutu pendidikan terutama kreatifitas guru dalam mengajar. Produktif disini bisa diartikan dengan kegiatan yang tidak hanya banyak dalam segi jumlah (kuantitas), tetapi juga mempunyai nilai mutu dalam segi kualitas. Untuk menciptakan KKG yang Produktif, maka beberapa hal berikut mesti diperhatikan oleh para guru atau setiap elemen yang ada ditingkat sekolah, gugus, maupun kecamatan:
Pertama, biar kegiatan KKG mempunyai arah dan tujuan yang jelas, tentu dibutuhkan sebuah struktur organisasi atau kepengurusan yang akan menghandle jalannya KKG. Pengurus yang ditunjuk dan diamanahkan mestilah yang mempunyai pengetahuan akan seluk beluk sebuah organisasi dan tentunya memiliki tanggung jawab dan integritas. Agar jalannya organisasi walaupun kecil, misalnya setingkat sekolah bisa berjalan rapi dan terarah. Hindari penunjukan pengurus KKG ini karena faktor jabatan dan kepentingan, karena tentu akan berimbas negatif kebelakangnya. Kedua, setelah membentuk struktur organisasi yang tentu di dalamnya berisi AD/ART organisasi, maka langkah selanjutnya dalam merancang sebuah KKG Produktif adalah menyusun/membuat materi dan kurikulum KKG sesuai masa tenggang waktu, apakah sesemester atau untuk satu tahun ajaran. Kurikulum ini tentunya penting sebagai acuan atau arah bentuk kegiatan KKG setiap pertemuannya. Jika sebuah KKG sudah punya jadwal materi dan siapa pematerinya, maka KKG akan terencana dengan baik. Namun, dalam mesyusun materi dan kurikulum ini pastikan materi-materi yang menjadi pembahasan dalam setiap KKG mestilah yang bermutu dan berkualitas serta pemateri yang diundang juga mesti mumpuni dibidangnya. Materi yang diberikan hendaknya mengikuti trend pembelajaran kekinian dan memang dibutuhkan oleh guru. Hindari materi yang selalu mengalami pengulangan setiap tahun/semesternya yang hanya berifat normatif dan ujung-ujungnya tidak lepas dari pembahasan administrasi sekolah. Karena hal tersebut akan membosankan dan menghabiskan waktu, sementara waktu untuk KKG ini sendiri juga terbatas setiap pertemuan ditiap minggunya. Ketiga, hal yang tidak kalah pentingnya yang mesti diperhatikan dalam mendesain KKG Produktif adalah membuat kontrak belajar yang mesti dipatuhi oleh semua peserta KKG, apakah itu yang berhubungan dengan manajemen waktu dan kehadiran, aturan selama kegiatan, punishment dan reward serta hal-hal lain yang dapat sebagai pegangan dan pengikat peserta agar selalu terlibat aktif dalam kegiatan KKG. Dengan adanya 3 poin perencanaan di atas, diharapkan para guru bisa menciptakan KKG yang Produktif, sehingga juga menghasilkan tujuan yang maksimal yaitu meningkatnya kreatifitas guru dalam mengajar.*