Presiden Joko Widodo telah meresmikan Monumen Merpati Perdamaian yang berlokasi di Pantai Muaro Lasak, Kota Padang pada Selasa (12/4).
Monumen 8 meter berbentuk burung merpati tersebut terbuat dari metal menyerupai lipatan kertas origami. Mengapa berbentuk merpati dan menyerupai lipatan kertas origami?
Komandan Satgas Komodo 2016 Laksamana Pertama TNI T.S.N.B Hutabarat, M.M.S. menjelaskan filosofi pembangunan monumen ini. Menurut alumni Akademi Angkatan Laut Angkatan tahun 1989 ini merpati dikenal luas sebagai lambang perdamaian di seluruh dunia. Merpati dikenal tidak agresif dan tidak pernah membunuh untuk mendapatkan makanan.
Dalam mitologi Yunani merpati menjadi simbol cinta. Burung ini sering digambarkan bersama Aphrodite, sang dewi cinta, beterbangan di sekitarnya atau sedang beristirahat di tangannya.
Bangsa China telah lama menjadikan merpati sebagi simbol perdamaian dan umur panjang. Sementara bangsa Mesir menjadikannya sebagai tanda ketenangan.
Wujud bangunan setinggi 8 meter ini dirancang menyerupai lipatan kertas origami untuk melambangkan bahwa perdamaian itu sangat rentan. Jika terlalu banyak pihak berkepentingan untuk mengganggunya, maka perdamaian akan rapuh laksana sehelai kertas.
Dengan kata lain, keberlangsungan perdamaian berada langsung pada para pemangkunya, yakni bangsa-bangsa di seluruh dunia. Semakin peduli antar sesama, semakin tumbuh dan berkembang perdamaian dalam jiwa setiap bangsa di dunia.
Kota Padang dipilih sebagai lokasi berdirinya Monumen Merpati Perdamaian sebab di Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat ini TNI Angkatan Laut beserta 35 angkatan laut negara sahabat pada 12-16 April 2016 melaksanakan latihan Multilateral Naval Exercise Komodo 2016. Jenis latihan, operasi bakti, serta simposium yang diselenggarakan pada even dua tahunan tersebut mengusung misi kemanusiaan dalam rangka memelihara perdamaian.
Tema yang diusung pun mengedepankan perdamaian. International Fleet Review (IFR) mengambil tema “Brotherhood with All Seamen”. Latihan fase laut bertemakan “Readiness and Cooperation for Peace’. Sementara simposium mengambil tema “Maritime Partnership for Stability in Western Pacific Region”.
Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. Irwan Prayitno, M.Sc. mengungkapkan kegembiraannya atas prakarsa TNI Angkatan Laut dalam pembangunan Monumen Merpati Perdamaian ini. Kegembiraan tersebut disampaikan Gubernur kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P Rabu 30 Maret 2016 dalam acara jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Pemprov Sumbar di Auditorium Pemprov Sumbar, Jalan Jenderal Sudirman, Padang, Sumatera Barat.
Orang nomor satu di Bumi Ranah Minang ini pun berharap monumen perdamaian ini bisa menjadi daya tarik bagi wisawan lokal maupun mancanegara sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat Padang khususnya, serta masyarakat Sumatera Barat pada umumnya.