Dalam rangka memperingati 5 tahun gempa dahsyat berkekuatan 7,6 SR melanda Kota Padang Rabu 30 Seotember 2009 lalu, Pemko Padang megawali dengan tausiyah yang dipusatkan di Masjid Nurul Iman. Setelah itu memberikan kesiapsiagaan kepada masyarakat dalam menghadapi dampak bencana yang dapat saja datang setiap saat atau jika terjadi. Dengan memberikan pengetahuan dan simulasi bencana kepada masyarakat diharapkan bisa siap menghadapi bencana tersebut jika terjadi, sebut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Dedi Henidal, Selasa (30/9).
Tentang sarana dan prasarana mitigasi bencana, telah direncanakan membangun 28 jalur evakuasi. Kini jalur evakuasi yang sudah selesai dibangun sebanyak 20 jalur, seperti di Bungo Pasang, Lubuk Buaya Permai, Dadok Tunggul Hitam, Gates, Air Manis dan lainnya. Dan yang telah selesai 20 jalur, sisanya akan dilaksanakan pada 2015 mendatang, kata Dedi.
Begitu pula dengan shelter sebagai lokasi penampungan jika terjadi bencana tsunami. Awalnya, akan dibangun 100 shelter di Kota Padang. Saat ini sudah ada 70 shelter yang tersebar di berbagai tempat seperti di gedung sekolah, yang dibangun pasca gempa, gedung-gedung pemerintah dan swasta.
Peringatan 5 tahun gempa dahsyat di Kota Padang dan Simulasi gempa, tsunami dilaksanakan BPBD Kota Padang bekerja sama dengan BNPB, Basarnas, PMI, SAR Rajawali, RAPI, ORARI, TNI dan Polri serta Kelompok Siaga Bencana melibatkan sekitar seribu masyarakat.
Simulasi mulai dari kawasan Simpang Brimob, Lubuk Buaya terus menuju By Pass Km 25 serta kawasan Koto Tangah yang dekat dengan laut. Simulasi bertujuan agar mereka siap menghadapi bencana gempa dan tsunami jika terjadi. Dan setidaknya mereka sudah tahu, apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri pada saat terjadinya gempa dan tsunami tersebut jika terjadi.
Simulasi sengaja dilaksanakan pada saat warga sedang sibuk beraktivitas, supaya mengetahui berapa lama mereka menempuh jalur evakuasi hingga sampai di zona aman atau tempat penampungan. Simulasi dimulai setelah terdengarnya bunyi sirene peringatan tsunami, lima menit setelah terjadi gempa. Setelah itu, warga yang berada disepanjang pantai termasuk zona merah, diharuskan keluar rumah menyelamatkan diri dengan tidak menggunakan kendaraan supaya tidak menghambat di jalur evakuasi dan menimbulkan kemacetan arus lalu lintas, sebut Dedi Henidal.
Simulasi yang dilaksanakan berjalan sukses, seluruh warga mengikuti arahan dari petugas dengan baik. Semua sampai dilokasi penampungan, By Pass sebelum prediksi gelombang tsunami melanda daratan. Namun 30 menit rentang waktu yang ditentukan, masih ada beberapa warga yang terlambat beberapa menit sampai di zona aman.
Untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat serta melatih kecepatan pencapaian dari bibir pantai ke tempat evakuasi, Dinas BPBD Kota Padang sebagai pusat komando dan pusat koordinasi akan terus meningkatkan koordinasi kepada berbagai elemen dan memberikan solusi bagi yang susah menjalani evakuasi. Disamping melakukan simulasi evakuasi, ke depan akan mengupayakan opsi lain seperti membangun shelter yang sedang dalam pencarian lahan dan lokasi yang tepat. “Untuk itu bersama kita bermohon, menadahkan tangan kepada Allah Swt, agar bencana besar gempa dan tsunami tidak terjadi di Kota Padang. (padang/ir)