Fenomena pusaran air vertikal yang terjadi di Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Selasa (21/7) sore, hingga kini masih mengundang rasa penasaran warga.
Menurut Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Budi Imam Samiaji, fenomena langka itu bernama waterspot atau puting beliung yang terjadi di laut atau danau.
“Penyebabnya adalah penguapan yang tinggi di danau sehingga membentuk awan cumulonimbus di sekitar danau,” terangnya saat dihubungi KLIKPOSITIF, Kamis (23/7).
Ia menjelaskan, awan cumulonimbus ini bisa terbentuk di sekitar danau akibat sumber air cukup banyak dan panas matahari cukup kuat sehingga terjadi penguapan yang tinggi.
“Karena faktor labilitas udara, dasar awan cumulonimbus menjadi dekat dengan permukaan (danau red),” ulasnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan fenomena ini juga diikuti puting beliung, ia menjawab sangat mungkin.
“Bisa sangat, kalau waterspot masuk ke daratan namanya sudah berubah menjadi puting beliung,” paparnya.
Munculnya puting beliung, kata dia, bisa disebabkan oleh pergerakan awan cumulonimbus ke daratan atau jika luasan awan cumulonimbus sudah mencakup daratan.
“Karena puting beliung hanya bergerak di sekitar luasan dasar awan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa jarak terdekat awan cumulonimbus dengan permukaan danau bisa mencapai 600-1000 meter.
klikpositif/elvia