Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat aktivitas ekspor di provinsi itu naik 18,1 persen sepanjang triwulan II 2015.
“Pergerakan harga komoditas yang mulai membaik serta depresiasi nilai tukar rupiah mendorong peningkatan kinerja ekspor,” kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Kamis.
Menurut dia kondisi itu tercermin dari volume ekspor komoditas nonmigas yang meningkat dari 738,5 ribu ton pada triwulan I 2015 menjadi 903,0 ribu ton pada triwulan II 2015.
Mulai membaiknya harga komoditas internasional, khususnya Crude Palm Oil (CPO) serta masih berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada peningkatan nilai ekspor luar negeri Sumbar, kata dia.
Selain meningkatnya volume, nilai ekspor nonmigas Sumbar pada triwulan II meningkat dari 386,3 juta dolar AS di triwulan I 2015 menjadi 462,4 juta dolar AS, lanjut dia.
Ia mengatakan meningkatnya ekspor luar negeri terlihat juga terdari volume ekspor melalui Pelabuhan Teluk Bayur selama triwulan II 2015 yang mencapai 867,8 ribu ton, lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2015 mencapai 827,9 ribu ton.
Sementara dari kelompok komoditas, ekspor Sumbar masih didominasi oleh hasil olahan kelapa sawit (CPO) dan karet, kata dia.
Sedangkan ekspor produk turunan kelapa sawit mencapai 72 persen dan karet mencapai 20 persen terhadap total ekspor Sumbar, lanjut dia.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Sumbar lebih banyak dipasarkan di India sebanyak 39 persen , Amerika Serikat 15 persen , Eropa sembilan persen , Tiongkok tiga persen dan Malaysia tiga persen, kata dia.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat ekspor daerah itu pada Agustus 2015 turun 11,40 persen dibandingkan Juli yang mencapai mencapai 144,1 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Ekspor Sumbar pada Juli seluruhnya berasal dari komoditas nonmigas dengan total nilai sebesar 127,7 juta dolar AS, kata Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri.
Ia mengatakan golongan barang yang diekspor pada Agustus 2015 paling besar adalah lemak dan minyak hewan 82,1 juta dolar AS, golongan karet dan barang dari karet sebesar 34,3 juta dolar AS dan ampas atau sisa industri makanan 2,3 juta dolar AS.
-antarasumbar