Sabtu, 27 februari 2016, Komunitas Gubuak Kopi menggelar “Workshop Seni Grafis” yang diikuti oleh pelajar, anak-anak, dan umum di Kota dan Kabupaten Solok. Kegiatan ini di selenggarakan di Gallery Gubuakkopi, di Kelurahan Kampung Jao, Kota Solok.
Kegiatan ini adalah salah satu rangkaian yang diagendakan oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam distribusi pengetahuan seni dan memperkenalkan seni sebagai media bagi warga. Kegiatan ini dimulai pada siang hari dan berakhir hingga sore hari.
Diawali dengan pengantar Seni Sebagai Media oleh Albert Rahman Putra. Para peserta diajak mengenal praktek berkesenian sebagai media setiap orang dalam mengkomunikasikan apa yang menjadi ekspresi dan aspirasi mereka. Albert, selaku ketua Komunitas Gubuak Kopi juga mengajak para peserta, yang sebagain besar mewakali sekolahnya, untuk membentuk kelompok belajar ataupun kelompok seni untuk mengembangkan kemampuan berkesenian yang ia dapat dari kegiatan hari itu.
Selain itu juga mengajak para peserta ini nantinya mampu mengembangkan segala bidangnya untuk berpihak pada kepentingan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Rangkaian kegiatan, dilanjutkan dengan pengenalan seni grafis oleh Volta Ahmad Joneva. Merupakan salah satu anggota dari Komunitas Gubuak Kopi yang mendalami seni rupa grafis. Dari sekian banyak gaya dan teknik seni grafis yang diperkenalkan Volta, ia memilih gaya dan teknik grafis manual untuk dikenalkan pada para pelajar. Selain teknik ini sederhana, teknik ini juga merupakan teknik yang cukup jarang didapatkan oleh pelajar di sekolahnya.
Di bawah arahan Volta dan kakak-kakak Komunitas Gubuak Kopi, para peserta diajak untuk menetukannya sket gambar yang mereka ingikan. Kemudian mentrasnfernya secara miror (cermin/terbalik) ke karet lino yang telah disediakan oleh panita. Gambar yang telah ditransfer, ‘dicukil’ dan kemudian diberi cat untuk ditempel (sablon) ke media mereka, seperti kertas, kaos, atau tas. Seperti yang telah diundangkan para peserta, dianjurkan membawa masing-masing satu buah kaos.
Peserta dibebaskan untuk membawa pulang cetakan (cukilan di karet lino) mereka. Dan juga peserta diberi kesempatan untuk menyablon sendiri kaos yang mereka bawa. Selain itu setiap cetakan juga ditempalkan pada media kertas sebagai arsip bagi Komunitas Gubuak Kopi. Seperti yang telah disepakati sebelumnya karya yang dicetak pada media kertas ini juga akan dipamerankan sewaktu-waktu oleh Komunitas Gubuak Kopi. (humas/gbk)