Ambisi Indonesia untuk menjadi pusat fesyen busana muslim dunia tampaknya terus digeber oleh pelaku fesyen di Indonesia. Buktinya, belakangan ini banyak perancang busana muslim yang selalu wira-wiri di panggung fesyen dunia.
Sebut saja Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, Barli Asmara, atau Jeny Tjahyawati. Mereka semua pernah menjajal panggung dunia dengan busana-busana muslim hasil rancangannya.
Kali ini, brand busana muslim lain di tanah air, Shafira akan tampil di New York Couture Fashion Week 2015 yang akan diselenggarakan pada September 2015 mendatang.
Sesuai dengan misinya, mempromosikan fesyen Indonesia, Shafira membawa serta kain songket Silungkang untuk diperkenalkan kepada dunia internasional. Songket Silungkang merupakan jenis songket yang berasal dari Silungkang, Sawahlunto, Sumatera Barat.
“Kami tertantang menduniakan songket dan event ini bisa kami pakai untuk itu,” kata Fenny Mustafa pemilik Shafira saat ditemui usai konferensi pers di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Menurut Fenny, songket belum terlalu populer di mata masyarakat dunia, seperti batik dan tenun. Untuk itu ia ingin mengangkat sesuatu yang belum banyak diangkat desainer lainnya.
“Waktu itu saya cari songket Palembang, Lampung, sering diangkat. NTB juga sering, yang belum ya ini Silungkang,” ujar Fenny.
“Songket Silungkang itu dari pelosok negeri. Dari Padang saja masih perjalanan darat empat jam. Kalau pemberitaannya tidak spektakuler, songket ini susah mengangkatnya,” ujar Fenny.
Motif Mewah untuk Busana Malam Sosialita
Sebenarnya, tidak ada hal khusus yang membedakan songket Silungkang dengan songket pada umumnya. Tapi, kata Fenny, motif songket Silungkang berbeda.
“Motifnya sebetulnya abstrak. Ada burung, tapi bentuknya abstrak. Keindahannya itu dari tenunannya. Saya merasa songket Silungkang sangat pantas buat evening karena dia mewah,” kata Fenny.
Dengan tangan terampil tim perancang, akan ada 16 busana muslim yang dibuat dari kain songket Silungkang dengan paduan bahan lainnya, seperti sutra dan sifon.
Bertemakan “When West Meets West”, Shafira akan menampilkan gaun-gaun malam yang mewah. Warna hitam dan silver menjadi warna-warna pilihan untuk mendukung konsep busana mewah khas gaun malam.
Fenny mengatakan pemilihan warna hitam dan silver bertujuan untuk mendapatkan kesan modern dan mewah. Hal ini kata dia disesuaikan dengan selera publik Amerika itu sendiri.
“Jadi warna baju evening, kita ambil warna yang biasa dipakai sosialita di New York karena ternyata perempuan di sana tidak seperti di Indonesia yang lebih suka full color,” ujar Fenny.
Untuk kain songket Silungkang yang digunakan merupakan kain asli yang didapatkan dari perajin songket di Silungkang. Kain songket warna hitam dan silver itu dipesan secara khusus karena biasanya songket memiliki warna yang cerah, seperti marun dan oranye.
“Sebetulnya kan songket basic-nya merah dan warnanya bagus tapi kita harus sesuaikan dengan selera di sana. Yang aman silver dan black karena acara malam sering memakai seperti itu,” kata Fenny.
Sementara itu, untuk model busana, akan ditampilkan short jacket, long jacket, dress, dan ada juga blouse. Kesemuannya memuat keindahan songket Silungkang.
Ketua tim perancang Shafira Shetyawan mengatakan lebih banyak memakai siluet H dan siluet Y pada busana-busananya. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan karakteristik kain songket yang cenderung tebal.
“Untuk pengaplikasiannya, ada yang dominan, ada yang sedikit saja, pakai teknik patchwork karena takut kaku. Ada juga yang dipadukan sama sifon supaya lebih melayang,” ujar Shetyawan.
Ke-16 rancangan busana yang akan dipamerkan di New York nantinya juga menjadi bagian dari koleksi Shafira di tahun 2016 mendatang. Untuk tahun depan, Shafira memang menggunakan tema berbau Amerika di koleksinya.
Demi Tingkatkan Pendapatan Warga
Keberangkatan Shafira ke New York memamerkan kain songket Silungkang juga didukung oleh pemerintah daerah Sumatera Barat.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Shafira yang mengembangkan industri kreatif. Kami berharap, dengan dorongan berkontestasi di New York tentunya akan menciptakan pasar yang baik,” ujar Gubernur Sumatera Barat Reysonnyzar Moenek.
“Shafira akan bawa Songket Silungkang ke New York, tentu akan membuat warga Silungkang bangga,” kata Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf.
Tak hanya berambisi menduniakan songket Silungkang, Shafira juga ingin membantu masyarakat Silungkang, Sawahlunto, mendapatkan pendapatan dari bidang lainnya, seperti industri kreatif. Pasalnya selama ini masyarakat Silungkang bergantung pada bidang pertambangan yang semakin lama sudah semakin habis.
“Masalahnya Sawahlunto tadinya adalah daerah penambangan batu bara yang sudah hampir habis. Masyarakat perlu hal lain yang bisa membuat mereka bertahan. Makanya songket kita naikan sehingga pendapatan penduduk yang tadinya mau anjlok bisa tumbuh lagi,” ujar Fenny.
Pendiri Shafira lainnya Gilarsi Wahyu Setyono juga mengatakan pemilihan kain Songket Silungkang ini bermaksud mengenalkan kembali produk-produk kain tradisional milik Indonesia yang dulu pernah berjaya.
Dia mengungkapkan, dulu produk tekstil Indonesia pernah menjadi nomor tiga terbaik di dunia. Tapi kini, ia tak tahu lagi posisi produk Indonesia berada di peringkat berapa di dunia. “Kalau seandainya kita bisa memulihkan kembali produk kita, itu bisa menjadi dorongan untuk melakukan ekspor,” kata Gilarsi.
-CNN Indonesia