Dalam buku “Alam Takambang Jadi Guru” karya A.A Navis, disebutkan ada 4 jenis Rangkiang, yaitu:
1.Rangkiang Sitinjau Lauik, yaitu tempat penyimpan padi yang akan digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga yang tidak dapat dibikin atau dihasilkan sendiri. Rangkiang Sitinjau Lauik lebih ramping dari yang lain dan letaknya ditengah, diantara rangkiang lain.
2. Rangkiang Si bayau-bayau. Inilah rangkiang tempat menyimpan padi yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Tipenya gemuk dan letaknya disebelah kanan.
3. Rangkiang Si tangguang lapa. Rangkiang ini digunakan untuk menyimpan padi cadangan yang akan digunakan pada musim paceklik. Bentuknya persegi.
4. Rangkiang kaciak. Rangkiang kaciak digunakan untuk menyimpan padi yang akan digunakan untuk bertanam pada musim berikutnya. Atapnya tidak bergonjong dan bangunannya lebih kecil dan rendah. Adakalanya berukuran bundar.
Walaupun rangkiang memiliki jenis dan fungsi yang banyak dan berbagai macam, namun biasanya terdapat tiga rangkiang di depan rumah gadang yaitu si Bayau-Bayau, si Tinjau Lauik dan si Tangka Lapa.
Banyaknya rangkiang serta dengan fungsi yang berbeda menunjukkan bahwa dahulunya masyarakat etnis Minangkabau adalah masyarakat yang sejahtera secara ekonomi. Ini bisa dilihat dari fungsi-fungsi rangkiang tersebut.
Rangkiang juga memperlihatkan bagaimana tingginya jiwa sosial masyarakat Minangkabau dahulunya. Ini terbukti dengan ada beberapa rangkiang yang difungsikan untuk keperluan masyarakat banyak.