Infosumbar.net – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat Supardi menyatakan akan mengundang Setara Institute untuk berdiskusi agar menjelaskan bagaimana tiga kota di Sumbar dinilai masuk sebagai kota paling intoleran di Indonesia.
Hal itu disampaikan Supardi dalam sambutannya saat memimpin Tim Safari Ramadhan Pemprov Sumbar ke Masjid Al Muttaqien, Kelurahan Pegambiran, Kec. Lubuk Bugalung, Kota Padang, Rabu (6/4/2022) malam.
“Kami akan undang lembaga survei tersebut ke DPRD, meminta mereka memaparkan apa indikator mengatakan Kota Padang dan dua kota lainnya di Sumbar tidak menerima kerukunan beragama atau intoleran,” tegas politisi partai Gerindra tersebut.
Tanggapan itu berdasarkan Laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2021 oleh lembaga survei Setara Institute, tiga kota di Sumbar termasuk dalam 10 kota paling intoleran di Indonesia.
Tiga kota di Sumbar yang dinilai intoleran tersebut antara lain Kota Pariaman dengan skor akhir 4,233, Kota Padang Panjang dengan skor akhir 4,440, dan Kota Padang dengan skor akhir 4,460. Semakin rendah skornya, maka suatu kota dinilai semakin intoleran.
Supardi menjelaskan, sejauh ini nyaris tidak ada penggusuran tempat ibadah di Sumbar serta tidak ada perselisihan antar umat beragama, itu yang menjadi penyebab akan mempertanyakan alasan Kota Padang, Kota Pariaman, dan Kota Padang Panjang dinilai intoleran.
“Kami harus tahu seperti apa dan dimana surveynya karena dampak dari hasil survei ini sebagian perantau Sumbar merasa malu karena daerahnya disebut intoleran dan tidak bisa menerima perbedaan agama. Maka perlu dipertanyakan keabsahan survei tersebut,” lanjutnya.
Supardi berharap masyarakat dapat mengambil hikmah filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam adat Minang.
“Islam itu Rahmatan Lil Alamin. Agama ini sangat menerima perbedaan-perbedaan dalam melaksanakan ibadah menurut kepercayaan masing-masing,” ucapnya.
Disamping itu, ia juga mengingatkan agar selalu menjaga Prokes, messki Covid-19 sudah mereda, tapi ancamannya selalu ada.
“Alhamdullilah, Covid-19 telah mereda sehingga Pemprov Sumbar kembali membentuk Tim Safari Ramadhan. Ingat, di bulan suci ramadhan tahun sebelumnya, masjid terlihat lengang karena pandemi Covid-19, walau begitu tetap jaga prokes,” katanya.
Diketahui Supardi memimpin kelompok 3 Tim Safari Ramadan Pemprov Sumbar, yang terdiri dari Sekwan DPRD Sumbar Kabag Persidangan dan Perundang-undangan DPRD Sumbar, Inspektorat Sumbar, Dinas Perhubungan, Komisioner KPU Sumbar, Kasubag Protokol dan Kehumasan DPRD Sumbar menyerahkan bantuan untuk pembangunan Masjid Al Muttaqien sebesar Rp.50 juta yang diterima oleh pengurus masjid. (nou)