Nagari Aie Angek merupakan salah satu nagari di Kabupaten Tanah Datar yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang potensial, daerah yang terletak diantara Gunung Marapi dan Gunung Singggalang ini memiliki iklim yang sangat sejuk, dengan temperatur antara 12C hingga 15C. Kondisi tersbut sangat mendukung untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian, baik tanaman pangan maupun perkebunan. Sehingga, 90% masyarakat di Nagari Aie Angek bermata pencarian sebagai petani.
Selain usaha di sektor pertanian yang sangat potensial, kawasan pendakian Gunung Marapi juga menyimpan potensi pariwisata yang menjanjikan bagi Nagari Aie Angek. Baru-baru ini, sejumlah masyarakat Nagari Aie Angek bersama 35 Mahasiswa KKN UNAND-UNHAS melakukan survey yang bertujuan untuk membuka jalur pendakian baru ke Gunung Marapi.
Mahasiswa KKN diajak untuk menyusuri jalur pendakian baru, mengunjungi sumber mata air panas (Aie Angek) dan menikmati air terjun yang terdapat di sekitar jalur pendakian tersebut. Sumber mata air panas tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk pembuatan kolam pemandian air panas bagi para wisatawan atau pendaki yang berkunjung. Namun, sumber mata air panas ini sendiri perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
Selain itu, masyarakat juga mengajak mahasiswa KKN untuk berdiskusi membahas seberapa besar potensi pariwisata di Nagari Aia Angek. Masyarakat setempat yang diketuai oleh Bapak Syafril meminta saran dari mahasiswa KKN tentang langkah apa saja yang harus dilakukan masyarakat Aie Angek agar jalur pendakian baru menuju Gunung Marapi ini dapat segera dibuka, dan mahasiswa KKN dapat berperan aktif dalam mempromosikan jalur pendakian baru tersebut.
Bapak Syafril menjelaskan bahwa untuk jalur pendakian ke Gunung Marapi telah ada sebelum adanya jalur pendakian melalui Koto Baru, namun tidak banyak masyarakat yang tahu keberadaan jalur ini karena lokasinya yang kurang terbenahi sehingga ditutupi oleh semak belukar.
Dari survey yang telah dilakukan, jalur pendakian menuju Gunung Marapi dari Aie Angek dapat menghemat waktu tempuh dibandingkan dengan jalur pendakian dari Koto Baru. Dari Aie Angek, pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke puncak Gunung Marapi, sedangkan dari Koto Baru pendaki harus menempuh perjalanan selama 4-5 jam untuk sampai di puncak.
Selain itu, untuk meningkatkan minat pendaki, masyarakat Aie Angek juga berencana membangun kolam pemandian air panas yang dapat dimanfaatkan oleh para pendaki nantinya. Lokasi air terjun yang terdapat di jalur pendakian tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh pegunjung dan para pendaki untuk beristirahat.
Fasilitas lainnya yang akan dibangun oleh masyarakat setempat adalah Pos air yang dapat dimanfaatkan oleh para pendaki nantinya, sehingga para pendaki tidak khawatir akan kekurangan air selama perjalanan.
Sayangnya, saat ini proyek pembukaan jalur pendakian tersebut hanya diprakarsai oleh masyarakat setempat dan belum ada bantuan dari pemerintah, baik dari Nagari maupun Pemerintah Daerah. Hingga saat ini, masyarakat setempat masih bekerja sama secara swadaya dan bahu membahu untuk mensterilkan kembali jalur pendakian tersebut.
Di sisi lain, mahasiswa KKN sangat mendukung pembukaan jalur pendakian baru ini dan menyarankan agar masyarakat lebih partisipatif dalam bekerja sama. Selain itu, mereka berharap agar masyarakat yang bekerja membangun fasilitas di jalur pendakian dapat lebih memperhatikan beberapa jalur yang cukup rawan untuk dilalui.
Hal ini perlu diperhatikan karena kontur tanahnya yang lunak dan terletak ditepi tebing sehingga cukup rawan terjadi longsor dan tentunya dapat mengancam keselamatan para pendaki nantinya.
Sari (20th) salah satu mahasiswa, menyarankan agar masyarakat dapat menambahkan semacam petunjuk arah dan rambu-rambu peringatan bagi pendaki atau pengunjung untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar Gunung Marapi serta tidak membuang sampah secara sembarangan.
“Selain dilengkapi petunjuk arah dan rambu-rambu peringatan, alangkah lebih baiknya di jalur pendakian ini masyarakat memperbanyak pos-pos sumber air guna mencukupi kebutuhan para pendaki nantinya” tutur Sari yang juga MAPALA UNAND
Sementara itu Bapak Syafril mengungkapkan, dengan dibukanya jalur pendakian tersebut nantinya, masyarakat Nagari Aie Angek berharap jumlah wisatawan yang berkunjung semakin meningkat dan berdampak positif terhadap perekonomian warga sekitar. Namun, untuk mewujudkan harapan tersebut tentunya harus dibarengi dengan kerjasama dan partisipasi baik dari masyarakat, pemerintah nagari maupun pemerintah daerah.
“Kami juga sangat berharap kepada generasi muda, khususnya kepada mahasiswa KKN baik dari Universitas Andalas maupun Universitas Hasanuddin untuk lebih gencar mempromosikan potensi pariwisata di Nagari Aie Angek ini, salah satunya melalui media sosial” tutur Bapak Syafril selaku koordinator lapangan dalam project ini.
“Penulis saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Andalas (angkatan 2013). Disamping kegiatan perkuliahan, penulis juga aktif sebagai volunteer di American Corner Universitas Andalas. Baru saja menyelesaikan salah satu “amanah” 4 sks, yaitu Kuliah Kerja Nyata di Nagari Aie Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar”
Penulis : Khairunnisa
Twitter : @uninisaa
Instagram : @khairunnisamursyidin
email : [email protected]