Teknologi dan inovasi telah tumbuh secara luar biasa pesat pada 10 hingga 20 tahun terakhir. Namun demikian, perkembangan inovasi teknologi masih banyak didominasi oleh negara – negara maju. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih perlu berupaya keras mengejar ketertinggalan khus usnya di bidang inovasi teknologi.
Dengan bonus demografi sumber daya manusia dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia berpotensi sangat besar untuk menjadi negara maju asalkan didukung dengan kecakapan inovasi teknologi dan kestabilan ekonominya. Potensi yang sangat besar selalu diiringi dengan tantangan yang besar pula.
Tantangan yang dihadapi Indonesia di depan adalah masalah kualitas SDM, ketersediaan lapangan kerja dan ketertinggalan inovasi teknologi untuk mengolah sumber daya alam yang berkelanjutan dan memiliki nilai tambah.
Untuk menjawab tantangan di atas, Surya University mendirikan Center for Technopreneurship and Innovation (CTI), sebuah ‘Center of Excellence of Interdiciplinary’ yang mengembangkan kreativitas dan inovasi bisnis berbasis teknologi yang ramah lingkungan.
Hal tersebut di ungkapkan Dessy Aliandriana perwakilan Tim CTI Surya University saat Sharing Session Technopreneurship and Innovation dengan CTI Surya University, Minggu (12/10) malam di Bowjo Steak, Bandar Purus no 35 A1 Padang.
Dessy tidak sendiri, Ia datang dengan dua anggota lainya dari Tim Study of West Sumatera CTI – Surya University yaitu Heru Wijayanto dan Definta Ria Asturi.
CTI merupakan singkatan dari ‘Center of Excellence of Interdisciplinary’ yang bertujuan untuk menjadi pusat pengembangan technopreneurship dan inovasi di Indonesia, mendorong lahirnya technopreneur – technopreneur muda serta melakukan berbagai kajian dan capacity building bagi UMKM.
Dengan mengambil Sumatera Barat sendiri sebagai salah satu locus yang cocok dengan tujuan CTI diatas dan dipandang perlu untuk dikaji lebih jauh. Kajian tentang Sumatera Barat adalah untuk mengidentifikasi isu, memetakan potensi dan menghadirkan solusi yang berkaitan dengan Teknologi, Wirausaha dan Inovasi (Technoprene urship and Innovation).
“Tema kajian untuk Sumatera Barat adalah ‘Creative Tourism’ yang memahami potensi daerah Sumatera Barat melalui People, Product, Process, dan Press dan kemudian dioptimalkan menjadi suatu kegiatan ekonomi berkelanjutan,” ungkapnya.
Salah satunya solusinya adalah dengan I-Site, yang merupakan salah satu penelitian yang dikembangkan oleh CTI dengan menggunakan teknologi untuk mengoptimalkan potensi pariwisata Sumatera Barat. Dua konsep dasar dari I-Site adalah Crowdsourcing dan One Portal.
“Crowdsourcing merupakan strategi yang digunakan untuk melibatkan berbagai pihak dalam mempromosikan pariwisata Sumatera Barat. Dengan keterlibatan berbagai pihak ini, maka hasil yang diperoleh lebih komprehensif, akurat, cepat dan valid,” ujar Dessy
One Portal merupakan strategi yang digunakan untuk mengintegrasikan segala informasi yang berkaitan dengan Sumatera Barat kedalam satu portal. Kedua strategi ini dijadikan sebagai keunikan dari inovasi ini yang berbeda dengan website-website sejenisnya.
“Dengan I-Site diharapkan dapat menarik lebih banyak turis untuk datang ke Sumatera Barat, dan pastinya akan meningkatkan perekonomian karena banyaknya kegiatan ekonomi yang akan terlibat,” sambungnya.
I-Site saat ini diikutsertakan ke kompetisi ‘Science and Technology Entrepreneur – GIST Tech-I 2014’ yang diselenggarakan oleh U.S Department of State dan merupakan salah satu kompetisi Enrepreneurship terbesar di dunia.
Tahun ini, ada 502 proposal yang masuk dan berasal dari 86 negara. Dan Tim CTI berhasil menjadi 1 dari 15 finalis yang akan berkompetisi di Final Global Entrepreneurship Summit 2014 di Marakesh, Maroko bulan depan. (Arie Huda)