Maulid Nabi di Pariaman
Jika lazimnya peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan ceramah dan tabligh akbar, berbeda dengan daerah Padang Pariaman, Sumatera Barat. Di daerah ini peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan cara yang khas dan sama sekali berbeda.
Masyarakat di Padang Pariaman melaksanakan Maulid Nabi sepanjang bulan Rabi’ul Awal hingga Jumadil Akhir. Kegiatan ini dilakukan secara marathon, bergiliran dari satu Surau ke Surau lainnya. Pelaksanaannya sendiri dilakukan selama dua hari, biasanya pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari Sabtu siangnya para ibu-ibu dan perempuan yang menjalankan tugas dengan membuat berbagai macam masakan dan aneka hidangan. Makanan paling khas ketika Maulid di Pariaman ini adalah Lamang.
Kemudian pada malam harinya dilaksanakan prosesi ‘Badikia’ (Berdzikir). Pada prosesi ini para ulama yang di Pariaman disebut Tuanku, Imam Katik (Imam Khatib), serta Labay berkumpul di Surau membacakan dzikir dan shalawat hingga pagi menjelang.
Pada hari berikutnya, sore harinya selepas Ashar dilaksanak prosesi makan bajamba. Pada momen ini semua isi kampung akan berkumpul di Surau untuk menikmati masakan yang telah dibuat pada hari sebelumnya. Selain itu, momen ini biasanya juga dimanfaatkan untuk mengumpulkan sumbangan pembangunan Surau atau Mesjid.
Basapa
Tradisi Basapa adalah kegiatan ziarah ke Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Kata Basapa sendiri diambil dari kata Safar yang merupakan nama bulan dalam kalender Hijriah. Tradisi Basapa biasanya dilaksanakan pada tanggal 10 Safar atau pada hari rabu minggu kedua dan minggu ketiga bulan Safar.
Kegiatan basapa ini dilakukan masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih terhadap Syekh Burhanuddin atas jasanya mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau. Tarekat Syatarriah yang dibawa Syekh Burhanuddin mendapat tempat di hati masyarakat Minangkabau pada waktu itu
Tradisi Basapa ini diadakan sebanyak dua kali, yaitu Sapa Gadang dan Sapa Ketek. Sapa Gadang diadakan pada minggu kedua bulan Safar sedangkan Sapa Ketek diadakan pada minggu selanjutnya. Tanggal 10 Safar sendiri diyakini sebagai tanggal atau hari dimana meninggalnya Syekh Burhanuddin yaitu 10 Safar 1111 H/1691 M.
Baburu Babi
Baburu Babi atau dalam bahasa Indonesia berburu babi adalah tradisi yang sudah turun temurun ada di kalangan masyarakat Minangkabau. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kaum muda. Berburu babi di Sumatera Barat berbeda dengan cara berburu babi pada umumnya, di sini masyarakat yang berburu babi menggunakan anjing untuk menangkap babi-babi hutan yang merusak tanaman para petani.
Kegiatan berburu babi ini biasanya dilaksanakan setiap akhir pekan dan berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Hasil tangkapan berupa babi-babi liar tersebut biasanya hanya dijadikan makanan anjing peliharaan mereka, karena bagi masyarakat Minang yang menganut agama islam mengkonsumsi babi adalah haram.
bersambung ke halaman selanjutnya