Perlu diketahui situasi Sumbar saat ini merupakan daerah rawan bencana terkhusus tsunami dan gempa bumi, terlihat pada tahun 2009 terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8,9 SR dan tsunami di mentawai pada 2010 lalu.
Begitu banyak korban meninggal dunia maupun luka luka. Upaya pemerintah agar masyarakat tanggap terhadap bencana sudah dilakukan salah satu program pemerintah yaitu melakukan simulasi bencana tsunami pada acara MM DIREx (Mentawai Megatrust Direx 2014), dan upaya terhadap anak anak salah satunya mengajarkan anak tentang simulasi bencana di sekolah. Namun tidak semua sekolah yang mengadakan program ini.
Berangkat dari permasalahan diatas, 5 mahasiswa Unand melakukan sebuah pengabdian masyarakat untuk anak yang berjudul GEL TBC (generasi cilik tanggap bencana). Tim GEL TBC yang diketuai oleh Mimi Afnita Sari ini melakukan pengabdian kepada anak anak disekitar tepi pantai muaro lasak sebanyak 30 – 40 anak yang tersebar pendidikannya. Pengabdian ini memberikan edukasi tentang simulasi bencana gempa dan tsunami.
Berbeda dengan simulasi lainnya, simulasi ini memakai metode bermain peran / drama (role play) agar simulasi mudah di ingat oleh anak anak. Drama yang di bantu oleh UKM Studi Merah di rancang sedemikian rupa supaya anak cepat menangkap simulasi ini.
Output dari kegiatan yang dibimbing oleh Dr. Yulastri Arif M.Kes ini berbentuk, anak anak membuat kader tanggap bencana dan tim GEL TBC membuat buku panduan yang berisikan cara yang di lakukan jika terjadi bencana serta video cassete yang berisikan pagelaran drama anak anak tepi pantai tersebut.
Diharapkan setelah para pembaca membaca artikel ini, dapat menjadi pelajaran dan menambah pengetahuan, karena bencana dapat terjadi dimanapun.
Anak pintar siap tanggap bencana!