Perusahaan penerbangan nasional PT Garuda Indonesia mengalami kerugian Rp 4,89 triliun selama tahun 2014 lalu. Garuda Indonesia menyebutkan kerugian tersebut dipengaruhi kondisi industri penerbangan dalam dan luar negeri.
“Kinerja keuangan Garuda Indonesia pada tahun 2014 dipengaruhi oleh kondisi industri penerbangan, bukan saja di Indonesia, namun juga di dunia yang dewasa ini sedang mengalami turbulensi,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo.
Selain itu Arif juga menyebutkan hal lain yang mempengaruhi kerugian tersebut antara lain melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS serta harga bahan bakar yang mencapai harga tertinggi.
Namun meskipun mengalami keruian, Garuda mampu membukukan pendapatan operasi sebesar 3,93 miliar dolar AS atau lebih besar 4,6 persen dibandingkan tahun 2013 lalu.