Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia (PKVHI) Sumbar kepada haluan pada jum’at (20/11) merilis data tentang perkembangan penyebaran penyakit HIV/AIDS di Sumbar. Data tersebut terbilang cukup mengkhawatirkan.
Dari data yang dirilis oleh Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia (PKVHI) Sumbar, ada peningkatan signifikan penularan HIV/AIDS dari tahun ke tahun di Sumbar. Dan yang menjadi penyebab utamanya adalah prilaku seks menyimpang yang pelakunya mencapai 3.000-5.000 orang.
Berdasarkan data yang kami himpun, dari 1992 hingga Juni 2014, tercatat 1.136 kasus HIV dan 1.084 kasus AIDS. Menurut Sekretaris PKVHI Sumbar, Katherina Welong, SKm kepada Haluan tingginya angka HIV/AIDS ini terjadi karena dua faktor.
“Pertama, karena meningkatnya kinerja petugas medis dalam mendeteksi pasien tertular HIV/AIDS. Kedua, karena keterbukaan masyarakat dalam bentuk pengakuan telah tertular HIV/AIDS dari pengidap sebelumnya,” kata Katherina Welong, SKm.
Jika dilihat secara angka jumlah pengidap HIV/AIDS di Sumbar memang mengkhawatirkan. Namun di satu sisi banyak terungkap kasus HIV/AIDS membuka peluang bagi tenaga medis dan pihak terkait untuk menekan angka penularan penyakit tersebut.
Ada banyak jalan bagi penularan virus HIV/AIDS. Di Indonesia sendiri angka penularan paling tinggi masih didominasi oleh penggunaan jarum suntik bersama. Namun, di Sumbar penyebaran virus HIV/AIDS yang tertinggi adalah karena prilaku seks menyimpang (sesama jenis) dan penyebaran dari faktor ini terus memperlihatkan tren peningkatan.
“Di Sumbar sendiri, perpindahan virus HIV/AIDS lewat hubungan sesama jenis, terutama sekali pada kasus ‘lelaki suka lelaki’ (LSL) adalah yang paling mengkhawatirkan,” kata Katherina Welong.
Lalu bagaimana untuk tindakan pengobatan bagi penderita dan pencegahan penularan?
Pemerintah sendiri melalui Dinas-Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan LSM-LSM bahu membahu menangi penyebaran virus HIV/AIDS. Korban yang tertular HIV/AIDS biasanya akan diberikan AZT dan DDI untuk mempertahankan kekebalan tubuh agar bisa tetap beraktivitas secara normal.
Untuk wilayah Sumbar ada 384 konselor yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota. Selain itu pelayanan tes dan konseling juga tersedia Klinik VCT RSUP M. Jamil, RSAM Bukittinggi, PKM Payolansek, PKM Biaro, RSU Solok, RSUD Padang Pariaman.
Selain itu ntuk perawatan, dukungan dan pengobatan tersedia di RS. M.Djamil, RSAM Bukittinggi, RS Solok, RS Pariaman serta RS Yos Sudarso. Serta layanan jarum dan alat suntik steril ada pada, PKM Seberang Padang dan Guguk Panjang.
Penanganan penyebaran virus HIV/AIDS khususnya di Sumbar harus jadi perhatian serius bagi setiap elemen, tidak hanya pemerintah tapi juga hingga ke lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat berperan penting agar terhindar dari prilaku menyimpang.
Selain itu pentingnya pendidikan moral, pengetahuan kesehatan dan keagamaan melalui jalur pendidikan sekolah dan pendidikan agama juga sangat penting agar terhindar dari perilaku-prilaku menyimpang yang menjadi jalan penyebaran virus HIV/AIDS.
Data-Data Lainnya:
- Dari tahun 1992 hingga Juni 2014, tercatat 1.136 kasus HIV dan 1.084 kasus AIDS
- Korban meninggal terinfeksi HIV/AID hingga 2014 mencapai 156 orang
– Kota Padang 73 orang,
– Bukittinggi 15 orang,
– Agam 11 orang,
– Padang Pariaman 9 orang,
– Tanah Datar 7 orang,
– Kota Pariaman 7 orang, - Kasus HIV/AIDS s/d 2013 per daerah:
– Padang 454 Kasus
– Kota Bukittinggi dengan 168 kasus
– Agam 82 kasus
– Padang Pariaman 47 kasus,
– Pessel 46 kasus
– Tanah Datar 39 kasus
– Payakumbuh 34 kasus - Peningkatan Kasus HIV/AIDS Januari-Juni 2014:
– Padang 61 kasus, di
– Kota Bukittinggi 20 kasus
– Pesisir Selatan 8 kasus
– Padang Panjang 7 kasus - Dinkes Bukittinggi hingga Akhir 2014 tercatat 411 orang pengidap HIV/AIDS dan 70 orang warga Bukittinggi
- KPA Payakumbuh mencatat 51 orang yang terdeteksi kena virus HIV, 19 meninggal dunia, 31 orang dalam Pengawasan