Nama Masril Koto begitu terkenal saat ini, namanya melambung atas keberhasilannya mendirikan Bank Petani dan berhasil mendapat penghargaan atas usahanya tersebut. Namun, ada tulisan menarik di forum Kompasiana ditulis Faizah Fauzan yang membeberkan fakta lain dari Masril Kota dan Bank Petani.
Berikut tulisan dari Faizah Fauzan tersebut.
Saya seorang jurnalis lepas. Beberapa bulan lalu (Sekitar April 2014), saya mencari sosok inspiratif untuk dimuat di Majalah di mana saya menjadi kontributornya. Saya tertarik dengan sosok Masril Koto yang memperoleh Danamon Award dan masuk pula dalam talk show Kick Andy. Dia memposisikan diri sebagai pendiri Lembaga Kredit Mikro Agraria (LKMA) Prima Tani alias Bank Petani yang berlokasi di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam Bukittinggi. Nama beliau melambung lantaran mampu membuat sesuatu yang berarti bagi rakyat kecil. Dan LKMA Prima Tani ini merupakan pionir berdirinya LKMA-LKMA di seluruh Indonesia. Wajar bila orang mengaguminya. Terlebih Masril Koto mengaku hanya sekolah sampai kelas 4 SD.
Saya mencoba mencari tahu keberadaan Masril Koto. Namun tidak bisa menemukan nomor kontaknya. Akhirnya, dari Jakarta saya putuskan mencari Masril Koto ke kampung halamannya di Baso, Sumatera Barat. Kebetulan saya orang Minang jadi sedikit tahu lekuk-lekuk nagari tempat Masril berada.
Saya telusuri jalan raya Baso sampai ke arah Payakumbuh. Tujuannya ke kantor Camat Baso. Masril orang yang berjasa bagi warga kampung, pastilah dia dikenal orang kecamatan, pikir saya.
Begitu saya sampai di Kecamatan Baso, saya perkenalkan diri sebagai orang media dan menyampaikan maksud kedatangan saya untuk mencari informasi tentang Masril Koto pendiri LKMA Prima Tani. Beberapa petugas kecamatan yang saya temui menggeleng, mengatakan tidak tahu. Lalu mereka saling berpandangan. Janggal menurut saya waktu itu.
Lalu seorang petugas perempuan menghampiri saya, dan berkata:
“Bu, dulu Masril Koto memang sering ke sini. Tapi sekarang tidak lagi. Sudah lama tidak kelihatan orangnya. Kalau ibu mau mencari tahu tentang LKMA Prima Tani, kantornya ada di jalan raya ini. Ibu kembali saja ke arah Pasar Baso, di belah kiri jalan ada Kantor LKMA Prima Tani. Ada plang namanya. Tapi maaf, ya Bu. Masril Koto itu bukan orang yang mendirikan LKMA Prima Tani. Yang mendirikan itu kawan-kawannya. Sekarang mereka masih ada di sana, tetap menjalankan LKMA itu. Tapi setahu saya Masril Koto sudah tidak ada di sana. Kalau Ibu ingin tahu, sebaiknya ke sana saja.”
Saya kaget mendengar cerita itu. Rasanya tidak percaya dengan Informasi yang saya dengar dengan telinga sendiri. Saya tidak mau terima informasi itu begitu saja. Saya pamit dari kecamatan dan kemudian menelusuri Jalan Raya Baso seperti petunjuk ibu itu tadi.
Benar saja, ada LKMA Prima Tani berdiri. Kantornya mirip sebuh rumah kecil, tapi plang nama terpampang jelas. Saya masuk mengucap salam. Seorang lelaki dengan tinggi sekitar 17o cm menjawab salam saya dan mempersilahkan saya duduk dan menunggu. Dia sedang melayani seorang laki-laki separuh baya, seperti sedang melakukan transaksi. Ada proses catat mencatat saya amati.
Setelah tamunya pergi, saya ditemuinya dan kami berbicara.
“Maaf bu, ada yang bisa saya bantu?”
“Saya ke sini mau mencari informasi tentang Masril Koto. Saya ingin membuat profil tentang beliau. Informasi yang saya dapat, beliaulah yang mendirikan LKMA Prima Tani. Tapi tadi di kecamatan ada yang bilang bukan Masril Koto yang mendirikan. Bagaimana yang sebenarnya, Pak?”