Kasus ledakan tambang di Sawahlunto pada senin (27/6) malam masih dalam penyelidikan oleh Tim Pengawas Tambang. Tambang yang meledak merupakan tambang batu bara milik PT PT Nusa Alam Lestari (NAL).
“Tim pengawas tambang masih akan melakukan investigasi guna mencari penyebab meledaknya tambang tersebut selama tujuh hari ke depan,” kata Gubernur Irwan Prayitno seperti dikutip dari antarasumbar.
Salah satu hal yang akan diselidiki oleh Tim Pengawas Tambang nantinya adalan penerapan standar operasional dalam melakukan penambangan. Jika terbukti adanya kelalaian, maka bukan tidak mungkin PT NAL akan mendapatkan sanksi dan kasus tersebut bisa dibawa ke ranah hukum.
Selain itu hal lain yang juga akan diperiksa adalah Pengelolaan Dampak Lingkungan serta beberapa aturan lainnya yang harus dipenuhi oleh pihak tambang sebelum melakukan aktivitas penambangan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah ESDM Sumatera Barat ditemukan konsentrasi gas metan yang sangat tinggi di lokasi tambang, sehingga untuk saat ini dilarang melakukan aktivitas penambangan di lokasi tersebut.
Sementara itu Kepala Teknik Tambang PT NAL, M Fauzi mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya hasil penyedilikan kepada Tim Pengawas Tambang. Menurut Fauzi, sebelum terjadinya ledakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap lubang tambang.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu lubang tambang PT NAL meledak pada senin malam. Kejadian ini menyebabkan lima orang pekerja tambang mengalami luka serius. Saat ini kelima pekerja tersebut tengah dirawat secara intensif di RSUP M Djamil, Padang.
Mengenai biaya pengobatan para korban, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta kepada PT NAL untuk menanggung seluruh biaya pengobatan. Dan hal ini memang dipenuhi oleh PT NAL berdasarkan penuturan dari salah seorang istri korban kepada Klikpositif.