Pihak PT Wira Innomas memberikan penjelasan terkait tumpahnya puluhan ton minyak milik perusahannya ke perairan Teluk Bayur pada kamis (28/9) lalu.
Dalam rilis pers yang disampaikan pihak perusahaan kejadian tersebut merupakan kebocoran pada tangki timbun no. 14 yang saat itu berisi 750 ton Palm Fatty Acid Destillate (PFAD), bukan CPO seperti yang awalnya diberitakan.
Kebocoran tangki tersebut terjadi pada pukul 10.00 wib, karyawan yang melakukan pemeriksaan mendengar suara pecar dan diikuti suara air mengalir. Setelah dicek ternyata tangki nomor 14 mengalami kebocoran. Setelah dilaporkan kepada mandor prosedur darurat pun dilaksanakan.
Pihak perusahaan juga mengklaim sudah melakukan pemeriksaan secara berkala, dimana dalam prosedurnya dilakukan pemeriksaan setiap tida bulan. Pemeriksaan terakhir sudah dilakukan bulan Agustus 2017 dan tidak ditemukan tanda-tanda kebocoran tangki.
Manajer Operasional PT Wira Innomas juga mengatakan bahwa kebocoran yang terjadi berkaitan dengan kondisi daerah Sumbar yang rawan gempa.
baca juga : Minyak Tumpah Cemari Perairan Teluk Bayur
Saat ini penanganan terhadap tumpahan minyak di perairan Teluk Bayur sudah dilakukan. Sebanyak 500 ton FAD berhasil dipindahkan ke tangki nomor 13. Sementara 200 ton telah disedot melalui Bundwall dan parit. Dan sebanyak 30 ton dikumpulkan melalui Oil Boom yang sudah dipasang sejak kemarin.
Menurut perhitungan PT Wira Innomas masih ada sekitar 20 ton PFAD yang masih ada di perairan. PFAD sendiri akan membeku jika terkena udara dan pihak perusahaan berjanji akan melakukan pengumpulan PFAD sampai perairan kembali bersih.