Rasio jumlah kasus positif (Positivity Rate) di Sumbar masih berada di bawah standar WHO, namun dr. Andani menyatakan Sumbar perlu waspada karena positivity rate provinsi tetangga sangat tinggi seperti Riau 9-10% dan Sumut di angka 15-20%.
Apalagi dalam beberapa hari terakhir penambahan kasus positif covid-19 di Sumbar didominasi oleh imported case. Atas kondisi tersebut dr. Andani mengusulkan 6 hal penting yaitu:
1. Pembatasan perjalanan antar provinsi atau pemeriksaan PCR terhadap pendatang antar provinsi
2. WFH untuk pekerja kantoran (min 14 hari)
3. Pengetatan pemeriksaan PCR di bandara
4. Pembatasan keramaian (acara olah raga, pesta perkawinan), minimal hingga 14 hari ke depan
5. Mendorong percepatan nagari tageh, untuk meningkatkan edukasi dan pemahaman masyarakat.
6. Survailance berkala pada area wisata, hotel, nakes, tenaga pendidik, nagari, pasar, angkutan umum dll
Menurut dr. Andani yang mengepalai tim Laboratorium yang bertugas melakukan tes sampel swab, jika keenam hal tersebut dilakukan dengan optimal maka pengendalian covid-19 di Sumbar akan berjalan dengan baik.
“Dengan cara ini upaya kita dalam pengendalian akan berjalan baik, jika ini tidak dilakukan secara optimal maka tim yang sudah bekerja di rumah sakit untuk pengobatan, puskesmas dan dinkes untuk tracing dan lab untuk testing akan sia-sia.” tulis dr. Andani dalam keterangan tertulisnya.