Perekonomian Indonesia dalam kuartal III tumbuh 5,01% dari setahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ini berada pada level terendah dalam lima tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu, perlambatan dipicu rendahnya harga komoditas di tengah-tengah pelemahan permintaan global.
Sebanyak 11 ekonom yang disurvei The Wall Street Journal sebelumnya memperkirakan laju pertumbuhan Indonesia sebesar 5,1%. Dalam kuartal II, perekonomian tumbuh 5,12%. Pertumbuhan sebesar 5,21% pada kuartal I. Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan penuh tahun sebesar 5,1% hingga 5,5%.
BPS menggarisbawahi perlambatan ekonomi Cina dan Jepang sebagai pendorong pelemahan ekspor. Juga penurunan harga komoditas kunci, seperti kakao dan minyak kelapa sawit.
Menurut BPS, pertumbuhan Indonesia naik 2,96% dari kuartal sebelumnya, serta lebih rendah 3,04% dari median proyeksi tujuh ekonom.
Di masa depan, “penurunan semestinya terkendali,” papar ekonom OCBC Wellian Wiranto. Ia menggarisbawahi penguatan sentimen pemodal pasca-pesta politik. Wellian memperkirakan pertumbuhan Indonesia bakal pulih, mengingat “anggaran fiskal untuk sektor infrastruktur akan dimulai” pada 2015. (wsj)