Aktifitas letusan Gunung Marapi di Bukittinggi, terus menunjukan peningkatan. Dari hasil pengamatan secara visual maupun dari hasil data seismik menunjukan hampir tiap hari Gunung Marapi mengalami letusan dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 200 hingga 600 meter, yang mayoritas menghembus ke arah timur, atau ke arah Batusangkar.
Selama awal Oktober 2013 per-4 Oktober 2013, secara visual petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di kawasan Belakang Balok Kota Bukittinggi mengamati terjadinya delapan kali letusan di Gunung Marapi.
Pada hari Selasa tanggal 1 Oktober 2013, terjadi satu kali letusan pada pukul 07.04 WIB dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 200 meter. Esoknya, atau pada Rabu 2 Oktober 2013 terjadi dua kali letusan, diantaranya pukul 07.51 WIB dan pukul 09.09 WIB yang masing-masingnya melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter.
Pada Kamis 3 Oktober 2013, terjadi satu kali letusan pada pukul 07.59 WIB, yang melontarkan abu vulkanik setinggi 200 meter.
Sedangkan pada Jumat 4 Oktober 2013, terjadi empat kali letusan, diantaranya pukul 05.55 WIB yang melontarkan abu vulkanik setinggi 200 meter, pukul 10.45 WIB setinggi 500 meter, pukul 17.16 WIB setinggi 200 meter, serta pukul 18.21 WIB setinggi 250 meter. Pada hari yang sama juga terjadi dua kali hembusan abu tipis setinggi 150 hingga 200 meter pada pukul 06.56 WIB serta pukul 07.56 WIB.
Selama Oktober 2013 ini juga, petugas Pos PGA Bukittinggi mencatat telah terjadi 11 kali gempa tektonik jauh, tiga kali tremor, serta satu kali hembusan abu vulkanik.
Sementara pada Sabtu 5 Oktober 2013, Gunung Marapi tertutup awan dan kabut sehingga tidak bisa diamati secara visual. Untuk pengamatan melalui data seismik baru bisa dipublikasi pada hari Minggu (6/10) ini.
Sebagai perbandingan, selama September 2013, Pos PGA Bukittinggi mencatat terjadinya 111 aktifitas Gunung Marapi, dengan rincian 21 kali letusan, 42 kali gempa tektonik jauh, 18 kali gempa tektonik lokal, 17 kali gempa vulkanik dalam (VA), 3 kali gempa vukanik dangkal (VB), serta 10 kali tornello (gempa di permukaan dasar kawah).
Sementara selama periode Agustus 2013 hanya terjadi empat kali letusan yang diikuti 49 kali gempa tektonik jauh, 15 kali gempa tektonik lokal, enam kali gempa vulkanik dalam (VA), tujuh kali gempa vulkanik dangkal (VB), serta 11 kali.
Meski aktifitas letusan Gunung Marapi mengalami peningkatan yang signifikan, namun aktivitas warga di sekitar gunung masih terlihat normal. Tidak ada aktivitas pengungsian, bahkan warga sekitar menganggap letusan itu suatu aktifitas yang lumrah di Marapi.
Untuk saat ini, warga masih dihimbau agar tidak melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi serta tidak melakukan aktivitas radius tiga kilometer dari puncak Marapi. Gunung itu masih berbahaya, karena bisa mengeluarkan gas vulkanik yang berbahaya bagi kehidupan. Ancaman potensi letusan abu lontar material pijar dan pasir juga membuat gunung itu harus dijauhi radius 3 kilometer dari puncak.
Gunung Marapi saat ini masih berstatus waspada atau berada di level II. Dari catatan sejarah, Gunung Marapi pernah melontarkan abu vulkanik hingga ketinggian 3.000 meter pada tahun 1952.
Haluan/(h/wan)