SAWAHLUNTO – Perjalanan Menuju Langit, sebuah novel karya penulis muda Sawahlunto Muhammad Muhsin Lahajji akan diangkat menjadi film layar lebar. Mulai 18 Februari besok, film tersebut direncanakan memulai proses casting.
Untuk masyarakat Sawahlunto yang tertarik ingin bermain di film tersebut, bisa mengambil formulir casting ke Balai Dekranasda Sawahlunto yang berlokasi di samping Gedung Pusat Kebudayaan (GPK).
Film tersebut akan mengambil setting di Kota Sawahlunto dan Kota Padang. “Selain memang sesuai dengan setting cerita di novel, kita juga mengambil setting di Sawahlunto sebagai bentuk dukungan promosi wisata bagi kota wisata tambang ini”, kata Muhammad Muhsin Lahajji, yang ketika ditemui sedang menyelesaikan draft skenario film “Perjalanan Menuju Langit” tersebut.
Mengenai pemain yang membintangi film itu, Muhsin menceritakan bahwa beberapa pemain film “Cinta Subuh” (film religi yang saat ini populer di YouTube) akan turut beradu akting di film ini. Namun tetap saja, tutur Muhsin bahwa pemain lokal dari Sawahlunto akan mendapat prioritas.
Film “Perjalanan Menuju Langit” sendiri ceritanya adalah tentang perjuangan seorang pemuda dalam menggapai cita-cita. “Nah konfliknya nanti adalah ketika si pemuda sudah hampir sukses, namun kemudian mesti diuji dengan cinta”, papar Muhsin, penulis novel yang merupakan alumni SMPN 3 Talawi dan SMAN 2 Sawahlunto tersebut.
Muhsin sendiri, selain menulis novel Perjalanan Menuju Langit juga sudah menulis beberapa novel lain seperti Romantika Roman, Jawi-Jawi, Ku Ingin Ke Surga dan Rumah Madinah. “Nantinya juga ada planning untuk menulis novel yang bercerita tentang Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah”, ujar Muhsin.
Alumni STMIK Jayanusa Padang itu lantas menceritakan bahwa dengan diangkatnya “Perjalanan Menuju Langit” ini menjadi film diharapkan dapat melipatgandakan jumlah orang yang membaca dan menonton tentang Sawahlunto.
“Kan tidak semua orang hobi membaca, nah ada yang lebih suka nonton saja. Jadi dengan dibuat versi filmnya Perjalanan Menuju Langit bisa diketahui lebih banyak orang”, jelas suami Neri Suzana tersebut.
Terkait tentang dunia kepenulisan dan industri kreatif di Kota Sawahlunto, Muhsin berpendapat bahwa saat ini anak-anak muda Sawahlunto sudah semakin antusias dan kreatifitasnya mulai bertumbuh. Karena itu tentu harus diarahkan agar kreatifitas tersebut tetap berada di jalur yang benar dan memberikan manfaat.
Muhsin turut mengharapkan agar Pemko dapat lebih melipatgandakan perhatian terhadap dunia kepenulisan dan industri kreatif ini. “Dunia menulis, musik, film serta berbagai industri lainnya itu sangat lekat dengan anak muda. Nah masa depan Sawahlunto kan terletak di tangan para anak muda ini, karenanya kita tentu berharap ada peningkatan perhatian untuk hal tersebut”, harap Muhsin. (Yudha Ahada)