Minimnya pengetahuan generasi muda Minangkabau tentang budayanya sendiri menimbulkan keprihatinan Sutradara film Salisiah Adaik, Ferdinand Almi sehingga ia pun mendapat ide untuk membuat sebuah film untuk anak-anak dengan misi memperkenalkan kembali Minangkabau.
“Awalnya saya melihat anak-anak jaman sekarang sudah lupa dengan sopan-santun, bagaimana mereka berbicara dengan yang lebih tua dan hal-hal lainnya, itulah kenapa saya akhirnya ingin membuat film ini,” kata Ferdinand Almi saat wawancara bersama infoSumbar.
Adalah Film Minangakanwa yang merupakan tugas akhir dari Ferdinand Almi di ISI Padang Panjang, yang mengangkat kembali budaya-budaya Minangkabau seperti ‘bahaso minang’ dan ‘kato nan ampek’ ke tengah-tengah masyarakat terutama generasi muda.
Sutradara yang berhasil memenangkan Piala Maya 2014 melalui Film Salisiah Adaik tersebut menyatakan bahwa film ini sangat spesial. Karena menurutnya, selain film ini akan bercerita dan memperkenalkan minang juga seluruh pemain hingga krunya adalah orang minang asli.
Memang menurut Ferdinand Almi hal tersebut membuatnya mengalami kesulitan tersendiri terutama dalam memilih para pemeran dalam film ini. Tapi menurutnya semua itu bagian dari proses dan terus terang ia mengaku menikmati proses tersebut.
“Proses pemilihan para aktor yang akan bermain dalam film ini memang cukup sulit. Apalagi para pemeran utama semuanya adalah anak-anak. Ditambah lagi dengan karakter logat mereka yang berbeda yaitu 3 daerah yaitu Luhak Limapuluh, Pariaman dan Solok,” kata Ferdinand Almi.
Ketika kami tanya sejauh mana proses produksi film ini Ferdinand Almi menyatakan bahwa film Minangakanwa sudah hampir rampung dan saat ini sudah memasuki final editing. Ferdinand Almi menargetkan dalam satu atau dua bulan lagi sudah bisa menggelar pemutaran perdana.
“Mungkin dalam satu atau dua bulan lagi film ini baru bisa dinikmati oleh masyarakat,” kata Ferdinand Almi.
Lebih jauh ia juga berharap film Minangakanwa bisa bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya sebagai sebuah hiburan tapi juga sebagai tuntunan terutama bagi generasi muda agar bisa kembali mengenal apa itu ‘Minang’ melalui film ini.
“Mudah-mudahan dengan film ini generasi muda bisa kembali mengenal apa itu ‘Minang’, tau dengan budaya Minang, kato nan ampek dan berbagai hal lainnya,” kata Ferdinand Almi.