Menghabiskan waktu santai sore, menikmati matahari terbenam, sembari menyantap jajanan masa kecil yang biasanya hanya di temukan saat bulan Ramadhan, bersama teman-teman atau keluarga, adalah sesuatu yang akan terasa istimewa.
Untuk itu mungkin tidak ada salahnya jika kita berkunjung ke jembatan purus baru di Pantai Padang, untuk mampir sejenak di salah satu tenda-tenda pedagang kaki lima yang terdapat di sepanjang jembatan tersebut.
Mungkin jika kita melihat tempatnya, sepintas tidak terlihat sesuatu yang istimewa, karena hanya di atapi dengan terpal berwarna biru atau orange dan kursi-kursi yang tersusun menghadap kelaut atau kejalan.
Namun, suasana dan jajananya lah yang membuat tempat tersebut terasa berbeda. Berbagai jenis kerupuk bisa kita nikmati dengan kuah sate dan taburan bihun atau mie goreng, seperti kerupuk nasi, kerupuk ubi bahkan kerupuk jengkol. Selain itu juga ada olahan gulai langkitang dan pensi yang akakn menggoda selera untuk mencicipinya.
Buk Des, salah satu pedagang kaki lima di Jembatan Purus Pantai Padang mengatakan bahwa Ia telah berdagang kerupuk sate dan pensi sudah semenjak Jembatan tersebut bisa di lalui, “Sudah lama dek, sejak jembatan ini dilalui. Selain kerupuk kuah, juga ada pensi balado, pensi sup dan lakitang juga,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa biasanya Ia berjualan dari pukul 4 sore hingga 11 malam, namun jika hari libur bisa sampai jam 12 bahkan jam 1. Sedangkan untuk pengunjung yang datang, beraneka ragam, ada yang bersama teman-teman dan ada juga yang datang dengan keluarga.
“Biasanya sih warga Padang, namun kalau sudah akhir pekan atau liburan juga banyak yang datang dari luar kota dengan keluarga,” ungkapnya.
Meskipun hanya menjual jajanan kerupuk kuah serta olahan pensi dan langkitan, namun omset yang di dapatnya cukup lumayan. Jika hari biasa, ia bisa meraih pendapatan hingga 400 ribu, namun jika libur panjang atau akhir pekan biasanya bertambah, seiring dengan peningkatan pengunjung yang datang.
Sedangkan untuk harga jajanan yang di tawarkan juga tidak lah mahal, cukup merogoh kocek empat ribu saja kita sudah bisa minimati pilihan kerupuk dengan kuah sate dan taburan bihun atau mie goreng.
Yos (27) salah satu pengunjung mengatakan bahwa terkadang jika sedang santai Ia sering datang ke Jembatan Purus Baru jika sedang waktu senggang untuk sekedar untuk bernostalgia menikmati jajanan kerupuk sate atau langkitang.
“Sekarang kan sudah susah nyari penjual jajanan seperti ini, dulu pun ada kalau bulan puasa atau di sekolah-sekolah,” ungkapnya.